Menjadi pribadi
yang mandiri pasti menjadi harapan bagi setiap orang, bagi saya dan juga bagi
anda semua, suatu kebahagiaan, kebanggaan tersendiri bila kita mampu memberi
bila harus di bandingkan dengan menengadahkan tangan untuk meminta-minta
ataupun mengharap belas kasihan dari orang lain. Bila anda di tanya untuk memilih manakah di antara kemampuan seseorang untuk memberi atau
seseorang yang hanya mampu meminta-minta/mengharap belas kasih orang lain?
sudah tentu anda akan memilih opsi yang pertama bukan.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya
Rasulullah SAW. Bersabda saat beliau di atas mimbar, beliau menyebutkan tentang
shodaqoh, menjaga kehormatan diri, dan perihal meminta: “Tangan di atas lebih
baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi, dan
tangan di bawah adalah orang yang meminta”. (HR. Bukhori dalam Kitab Zakat)
Secara umum, dapat dipahami dari hadits tersebut bahwa Nabi Muhammad SAW. sangat menganjurkan orang-orang yang kaya untuk bersedekah, dan orang-orang miskin untuk menjaga kehormatan diri dari meminta-minta. Dan untuk bisa memberi sesorang harus memiliki, karena tanpa memiliki orang tidak mungkin dapat memberi. Untuk itulah sangat di butuhkan usaha-usaha untuk melepaskan diri dari ketergantungan dan membangun kemandirian.
Seseorang bisa di katakan mempunyai kemandirian apabila dia telah mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Bekerja dan berpenghasilan merupakan solusi yang tepat untuk bisa menjadi mandiri. Apapun pekerjaannnya semisal : tukang jahit, guru, polisi, sopir angkut, kontraktor, operator komputer dll, selama pekerjaan itu halal dan menghasilkan tentunya hal itu sah-sah saja untuk di kerjakan.
Seseorang bisa di katakan mempunyai kemandirian apabila dia telah mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Bekerja dan berpenghasilan merupakan solusi yang tepat untuk bisa menjadi mandiri. Apapun pekerjaannnya semisal : tukang jahit, guru, polisi, sopir angkut, kontraktor, operator komputer dll, selama pekerjaan itu halal dan menghasilkan tentunya hal itu sah-sah saja untuk di kerjakan.
Seperti dalam Firman
Allah SWT : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Alloh dan Rosul-Nya
serta orang-orang mu’min akan melihat (menilai) pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Alloh, untuk mempertanggungjawabkan pekerjaanmu itu) yang
mengetahui akan yang ghoib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan (QS At-Taubah:105).
Bekerja dapat di artikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, pikiran dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik. Untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup baik sandang, pangan dan papan manusia di dorong melakukan aktifitas-aktifitas yang biasa di sebut dengan bekerja.
Ya, bila di maknai bekerja itu adalah ibadah yang artinya kita bekerja dengan penuh kecintaan, di mana dengan bekerja seseorang bisa mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dengan bekerja pula seseorang tak akan menjadi beban bagi orang lain. Dan apabila mempunyai rezeki yang berlebih maka seseorang itu akan memiliki kemampuan untuk memberikan uluran tangan bagi orang lain yang membutuhkan.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2191930-pengertian-bekerja
Hadila/Seruan Kemandirian Finansial/edisi 45/032011
No comments:
Post a Comment